Bagaimana cara Menyusun Jurnal Penutup perusahaan dagang? jika itu yang menjadi pertanyaan saudara, maka saudara tepat sekali berkunjung ke Situs akuntansi pendidik, karena disini akan dijelaskan tentang penyusunan jurnal penutup perusahaan dagang.
Jurnal penutup perusahaan dagang dengan jurnal penutup perusahaan jasa pada khakikatnya adalah sama hanya berbeda terhadap jenis akun yang ditutup saja.
Misalnya dalam perusahaan jasa terdapat penutupan pendapatan jasa sedangkan dalam perusahaan dagang terdapat penutupan penjualan dan sebagainya.
Simak Juga Cara Membuat Jurnal penutup Perusahaan Jasa
Seperti yang saya katakan diawal bahwa sebenarnya jurnal penutup perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan jurnal penutup perusahaan jasa, perbedaannya hanya sedikit diantaranya adalah tentang penutupan pemasukan atau penghasilan utama.
Dalam perusahaan jasa pemasukan utamanya disebut pendapatan jasa sehingga saat dilakukan tutup buku dibuat jurnal penutup untuk menutup akun pendapatan jasa yaitu dengan mendebet akun pendapatan jasa dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi sedangkan dalam perusahaan dagang pemasukan utamanya disebut penjualan sehingga saat dilakukan tutup buku disusun jurnal penutup untuk menutup akun penjualan yaitu dengan mendebet akun penjualan dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi.
Dalam penyusunan jurnal penutup pada perusahaan dagang terdapat empat ayat jurnal penutup yang dibuat yaitu sebagai berikut:
Jurnal Penutup Perusahaan Dagang yang Harus disusun
Setiap ahir periode akuntansi pada sebuah perusahaan harus membuat jurnal penutup. Dalam Perusahaan dagang ada 4 jurnal penutup yang lazim dibuat setiap ahir periode. Selengkapnya silahkan cermati berikut ini:
Jurnal untuk menutup Penjualan
Penyusunan jurnal penutup perusahaan dagang yang pertama yaitu menutup akun-akun sementara yang bersaldo kredit, seperti akun penjualan, Pendapatan bunga dan pendapatan lainnya.
Cara menutup akun penjualan adalah dengan mendebet akun penjualan dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi. Penyusunan jurnal penutup penjualan adalah sebagai berikut:
(Db) Penjualan……….. Rp xxx
(Kr) Ikhtisar laba rugi……… Rp xxx
Jurnal untuk menutup HPP, Beban dst.
Hal yang ditutup setelah penjualan adalah akun-akun sementara dengan saldo debet, seperti akun beban-beban, akun retur penjualan, akun potongan penjualan, diskon penjualan, dan harga pokok penjualan. Penyusunan Jurnal penutup untuk menutup akun-akun tersebut adalah sebagai berikut:
(Db) Ikhtisar laba-rugi……. Rp xxx
(Kr) Retur penjualan………….. Rp xxx
(Kr) Potongan Penjualan……. Rp xxx
(Kr) Harga pokok penjualan.. Rp xxx
(Kr) Diskon Penjualan…………. Rp xxx
(Kr) Beban-beban………………… Rp xxx
Jurnal untuk menutup Ikhtisar laba-rugi
Hal ketiga yang harus ditutup adalah saldo akun ikhtisar laba-rugi ke akun modal pemilik.
Dalam menutup saldo akun ikhtisar laba-rugi terdapat dua kondisi yang mugkin terjadi yaitu kondisi dimana perusahaan mengalami laba dan kondisi dimana perusahaan menanggung rugi.
Apabila perusahaan meengalami laba maka ikhtisar laba rugi ditutup dengan mendebet akun ikhtisar laba-rugi dan mengkredit modal pemilik.
Sebaliknya saat perusahaan menanggung rugi maka jurnal penutup yang dibuat adalah dengan mendebet modal pemilik dan mengkredit ikhtisar laba-rugi.
Penyusunan Jurnal penutup yang dibuat untuk kedua kondisi diatas adalah sebagai berikut:
KONDISI PERUSAHAAN LABA:
(Db) Ikhtisar laba-rugi….. Rp xxx
(Kr) Modal………………… Rpxxx
KONDISI PERUSAHAAN RUGI:
(Db) Modal…………….. Rp xxx
(Kr) Ikhtisar laba-rugi….. Rp xxx
Jurnal Penutup untuk Menutup Prive
Hal ke empat yang harus ditutup adalah akun penarikan pemilik atau akun prive.
Cara menutup akun prive adalah dengan mendebet akun modal dan mengkredit akun prive.
Penyusunan Jurnal penutup yang dibuat untuk menutup prive adalah sebagai berikut:
(Db) Modal …… Rp xxx
(Kr) Prive …………… Rp xxx
Kesimpulan
Jurnal penutup perusahaan dagang merupakan jurnal yang berfungsi menihilkan atau menghabiskan (meng-enolkan) akun-akun sementara atau akun nominal dalam perusahaan dagang dengan tujuan agar pada periode selanjutnya akun-akun nominal pada periode sebelumnya bersaldo 0.
Akun-akun sementara atau akun nominal harus bernilai 0 pada periode selanjutnya karena akun nominal hanya sesuai pada periode berjalan dan tidak relevan atau tidak sesuai lagi dengan periode berikutnya.
Akun-akun nominal yang harus ditutup dalam perusahaan dagang adalah akun penghasilan (pemasukan) seperti penjualan dan pendapatan bunga atau pendapatan lainnya, akun beban-beban, akun retur penjualan, akun potongan penjualan, diskon penjualan, harga pokok penjualan, akun ikhtisar laba-rugi, dan akun prive.
Demikianlah pembahasan penyusunan jurnal penutup perusahaan dagang dalam Situs akuntansi pendidik, semoga membawa manfaat untuk anda.